Kamis, 22 Mei 2025

MENGUPAS TUNTAS TABIR MANUSIA SETENGAH DEWA "SATRIO PININGIT"

(Benang Merah Sabdo Palon, Uga Wangsit Siliwangi, Ramalan Joyoboyo, Kalki Avatar, Imam Mahdi dan cerita-cerita tentang Akhir Jaman)

Kisah tentang sosok Satrio Piningit telah banyak dinubuatkan dengan berbagai nama tapi tetap satu sosok : Imam Mahdi, Kalki Avatar, Maitreya, Last Messiah. Para pemerhati dan penanti Satrio Piningit, tentu tak asing lagi dengan tafsir bait terakhir Jongko Joyoboyo.

Satrio = ksatria berarti sifat sejati dari seorang pejuang dalam menegakkan kebenaran dan membela mereka yang tertindas dan dianiaya. Piningit = "Hidden" sifat yang berarti yang membatasi diri untuk tidak diketahui oleh publik dengan cara MENYAMARKAN DIRI. Hidden Ksatria adalah dewa dalam bentuk manusia. Wujudnya tidak berbeda sebagai manusia pada umumnya. Ibunya adalah wanita Jawa, sehingga Hidden Ksatria juga disebut Jawa. Disebut anak dewa sebagai inkarnasi dari nabi Khidir Hidden Prophet. Senjata Trisula Weda (Benar, Jujur, Lurus) adalah perilaku Hidden Ksatria dia sebagai seorang nabi. Ini adalah kebenaran yang disuarakannya. Suara kebenaran disebut sebagai "Sabdo Palon"

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu." (Qs Fussilat 41: 53)

Satrio Piningit (Satrio Tersembunyi) Dalam Jangka Jayabaya

Jayabaya meramalkan akan munculnya seorang dewa berbadan manusia yang bersenjatakan Trisula Wedha. “Dewa” memiliki konotasi pada tataran dimensi dunia gaib sedang “manusia” memiliki dimensi pada tataran dunia nyata. Itu berarti dewa yang diprediksi oleh Jayabaya akan muncul adalah seorang manusia yang hidup dan beraktifitas seperti manusia pada umumnya. Semua aktivitas yang dilakukan orang itu berdimensi ganda yaitu dimensi di dunia gaib dan dimensi di dunia nyata pada waktu yang bersamaan.

Orang itu adalah SATRIO PININGIT. Satrio (seorang ksatria) dan Piningit (yang menyembunyikan diri) memiliki aktivitas di dunia nyata dan gaib. Sifat dan karakter Satrio Piningit di dunia nyata berbeda dengan sifat dan karakter Satrio Piningit di dunia gaib. Sifat dan karakter itu dilakoni seorang diri. Jayabaya secara terang benderang sudah memisahkan mana sifat dan karakternya di dunia nyata dan mana sifat karakternya di dunia gaib. Identifikasi itu sangat jelas di dalam ramalan tersebut.

Satria piningit memiliki ilmu agama yang mendalam, akan tetapi menolak dirinya disebut ulama. Sosoknya memang berwujud manusia biasa yang tindakannya bernilai dan bermoral setengah malaikat, akan tetapi menolak dirinya disebut seorang malaikat dalam wujud manusia. (Jangka Jaya Baya)

Satria Piningit tidak pernah berambisi menjadi seorang pemimpin apalagi berkeinginan untuk menjadi seorang raja. Satrio piningit ini walaupun kelak menjadi masyhur bukan tipe sosok manusia gila hormat; dan tidak ingin dihormati serta menolak penghormatan dari orang se-Jawadwipa/Nusa Antara.(Jangka Jaya Baya)

Adapun ciri-ciri Satrio Paningit tersebut adalah sebagai berikut :

… berparas seperti Batara (Dewa) Kresna, berwatak seperti Baladewa, dan bersenjata trisula wedha … (bait 159)

Disebut Dewa namun manusia biasa (Jongko Joyoboyo bait 170)

… manusia Jawa berpedoman pada trisula weda,tajamnya tritunggal nan suci (benar, lurus, jujur) … (bait 164)

…jika berperang tanpa pasukan, (bait 162)

.Berpakaian kurang pantas (Jongko Joyoboyo bait 163).

Siapakah Dewa Kresna Itu ?

Krishna adalah Sang Gembala (Budak angon)

Kresna (Dewanagari: कृष्ण; IAST: kṛṣṇa; dibaca [ˈkr̩ʂɳə]) adalah salah satu dewa. Secara umum, ia dipuja sebagai awatara (inkarnasi) Dewa Wisnu (Vishnu) kedelapan di antara sepuluh awatara Wisnu (Vishnu). Kresna sebagai Awatara sekaligus orang bijaksana memiliki banyak sekali nama panggilan yang digunakan, antara lain :

Gopal – sang pengembala

Gopalpriya – Yang gemar menggembala

Govinda – Yang melindungi sapi-sapi, daratan, lembah, Bukit dan sekalian alam

Ajanma – Yang tidak terbatas dan abadi

Adbhutah – Dewa yang penuh keajaiban

Sarveshwar – Dewa dari segala Dewa

Bocah Angon memiliki kebiasaan mengumpulkan daun dan ranting. Kata daun dan ranting yang disebutkan Ugo Wangsit Siliwangi dalam bahasa asli Sundanya yaitu “Kalakay jeung Tutunggul“. Kalakay merupakan daun lontar yang biasa digunakan oleh orang kita pada jaman dulu kala sebagai lembaran daun untuk menulis. Sementara Tutunggul merupakan ranting pohon yang biasa digunakan orang kita pada jaman dulu kala sebagai pena untuk menulis. Sehingga Kalakay dan Tutunggul bisa diartikan sebagai kertas dan pena.

Jelas. Budak angon adalah Sang Penyair (Penulis Syair lagu, Penulis) atau Resi atau Nabi dalam Islam, Budak Angon bahasa ibarat yang menggambarkan Dewa Krishna (sang Gembala), budak angon bukanlah sang gembala yang sesungguhnya yang biasa menggembala kerbau, sapi, kambing, itik (bebek), tetapi daun dan ranting buat menulis yang berarti sesungguhnya budak angon adalah seorang Penyair (atau Resi atau dalam islam adalah Nabi) yang biasa membuat karya sastra keagamaan atau karya filosofi keagamaan, semua bahasa dalam ramalan-ramalan kebanyakan menggunakan bahasa ibarat atau bahasa kiasan (memakai perumpamaan-perumpamaan), dan kebanyakan dari kita kurang bisa memahami

Untuk nama diri, kata Kṛṣṇa muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang Penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu (Vishnu), kata "Kṛṣṇa" terdaftar sebagai nama ke-57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu).

Kata kṛṣṇa dalam bahasa Sanskerta pada dasarnya merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap" atau "biru tua". Kata tersebut berhubungan dengan kata čьrnъ (crn, 'hitam') dalam rumpun bahasa Slavia. Sebagai kata benda feminin, kata kṛṣṇā digunakan dengan makna "malam, hitam, kegelapan, Cahaya hitam (Hidden Knight/Hidden Ksatria yang artinya adalah Satrio Piningit)" sama-sama hitam/cahaya hitam/hidden knight seperti Semar.

Wisnu dalam Mahabharata (termasuk juga Bahagawad Gita) sepenuhnya menitis kepada Kresna. Disebutkan bahwa Kresna adalah penjelmaan Narayana (Wisnu), sedangkan Arjuna adalah penjelmaan Resi Nara. Mengenai Arjuna sebagai titisan sebagian Wisnu terdapat dalam pewayangan Jawa. Dikisahkan bahwa, Wisnu membelah diri menjadi dua. Sebagian terlahir sebagai Kresna, sebagian lagi sebagai Arjuna. Antapurwa (bicara)

Awatara Wisnu yang menegakkan Kebenaran pada akhir Kaliyuga

Kaliyuga (zaman kegelapan, zaman Kalabendu, zaman kemunculan DAJJAL, Zaman Edan), merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan Tuhan. Banyak moral manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai objek pemikat nafsu mereka. Banyak siswa berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindak kekerasan. Pada zaman ini, uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan mampu dibeli dengan uang.

Awatara Wisnu (Vishnu):

Kresna (Sang Gembala)

Matsya (Sang ikan)

Parasurama (Sang Brāhmana-Kshatriya)

Rama (Sang pangeran)

Buddha (Sang pemuka agama)

Kalki (Sang penghancur)

Kesamaan Dewa Wisnu dan Nabi Khidr

Sama sama dikenal Bijaksana, Pemelihara dan Pelindung. sama sama Abadi

Wisnu Meminum Soma menghasilkan keabadian (Amrita, Rgveda 8.48.3)

Khidr Meminum Air Kehidupan yang Membuatnya Abadi

Wisnu dan Khidr sama sama dianggap sebagai dewa pelindung sungai-Indus

Dalam miniatur India, perjalanan Khidir di atas ikan besar, mengisyaratkan Citra Avatar Wisnu pertama, Matsya: ikan yang menyelamatkan manusia pertama, Manu. Khidir menyelamatkan dan melindungi orang-orang di saat bahaya dan kesusahan.

Sejak zaman awal dalam bentuk air dan cahaya penduduk setempat telah mengkultuskannya sebagai Dewa Pelindung Sungai Sindhu (Sungai Indus-Pakistan). mempercayainya sebagai inkarnasi (dewa-saint dan avatar) Wisnu-Krishna dan dikenal dengan berbagai nama seperti Khwadja Khidir<.a>, Darya Shah, Uderolal, Jhulelal/Dulah lal, Sindhi/Urdu : جهوللال,Sansekerta : झूलेलाल, Lal Sai, Varun Dev, Doolhalal, Dariyalal, Amarlal dan Zinda Pir (Jinda atau hidup) dan lain-lain (Dawani 2002: 63-64), mengacu pada dua legenda tang terjalin di Sindh / Sindhu/Indus-Pakistan Ishta Dev (Komunitas Allah), di Pakistan yang mempertemukan Hindu dan tradisi Islam daerah dalam cerita rakyat populer, dalam akun hagiographical Ramdev menggambarkan sebagai ksatria Rajput (dewa-saint dan avatar Wisnu-Krishn),

Di antara para Sufi, ia (Khidr) dikaitkan dengan pendiri mereka, yang sering diberkahi dengan kekudusan dan kesucian "(Khidir dikenal juga sebagai Jinda / Zinda pir (Jinda atau hidup atau abadi), Pir Badar, atau Raja Kidar.

Nabi Khidr

Khidr atau al-Khidr (Arab : al-Khidr الخضر, juga tercantum sebagai Khidr, Khizr, Khyzer, Qeezr, Qhezr, Qhizyer, Qhezar, Khizar, Xızır, Hızır) adalah sosok yang dihormati di Muslim dan wilayah Islam yang dipengaruhi, diyakini, dijelaskan dalam Quran sebagai hamba yang benar dari Allah dan ia memiliki kebijaksanaan agung atau pengetahuan mistik. Dalam tradisi Islam dan non-Islam yang berbeda, Khidir adalah berbagai digambarkan sebagai utusan, nabi, wali atau dalam beberapa kasus, sebagai "non-abstrak" dewa yang mengambil tempat duniawi dari Allah sebagai deus otiosus. Sosok al-Khidr telah syncretized dari waktu ke waktu dengan berbagai tokoh termasuk Trimurti Brahma The Creator, Kresna / Krishna / Wisnu (Vishnu) the maintainer or preserver and Shiva the destroyer or transformer." These three gods have been called "the Hindu triad" or the "Great Trinity", often addressed as "Brahma-Vishnu-Maheshwara." di INDIA, Sorūsh di Iran, Saint Sarkis Warrior dan Yohanes Pembaptis di Armenia, Sanat Kumara, Saint George di Asia Kecil dan Levant , dll. Khidr atau al-Khidr adalah sosok yang dihormati di Muslim dan wilayah Islam dipengaruhi yang diyakini dijelaskan dalam Qur'an sebagai hamba yang benar dari Allah dan ia memiliki kebijaksanaan agung atau memiliki pengetahuan mistik / Ghoib.

Dalam tradisi Islam dan non-Islam yang berbeda, Khidir adalah berbagai digambarkan sebagai utusan, nabi, wali atau dalam beberapa kasus, sebagai "non-abstrak" Dewa yang mengambil tempat duniawi dari Allah sebagai otiosus deus. Sosok al-Khidr telah syncretized dari waktu ke waktu dengan berbagai tokoh termasuk WISNU di India, Sorūsh dan Mithra di Iran, Saint Sarkis Warrior dan Yohanes Pembaptis di Armenia, Hidden Knight atau Hidden Ksatria (Satrio Piningit) di Azerbaijan, Sanat Kumara, Kothar-wa-Khasis, Saint George di Asia Kecil dan Levant , dll

Kata Hindu atau Sindu dalam bahasa Sanskerta adalah tergolong kata benda masculine, yang berarti titik- titik air, sungai, laut, atau samudra. Air melambangkan Amrita yang diartikan air kehidupan yang kekal abadi, dipergunakan dalam upacara- upacara agama Hindu dalam bentuk tirtha (air suci).

Antara Kresna dan Semar (Sabdo Palon Naya Genggong)

Semar merupakan tokoh pewayangan ciptaan pujangga lokal, keluhurannya sejajar dengan Prabu Kresna dalam kisah Mahabharata. Jika dalam perang Baratayuda menurut versi aslinya, penasihat pihak Pandawa hanya Kresna seorang, maka dalam pewayangan versi Indonesia, jumlahnya ditambah menjadi dua, dan yang satunya adalah Semar. Dalam Versi Sunda Semar dikenal sebagai titisan/jelmaan dari Batara Wisnu, munculnya tokoh Semar diterjemahkan sebagai kehadiran Sang Illahi dalam kehidupan nyata dengan cara yang tersamar.

Semar dikenal juga sebagai Ismaya yang berasal dari kata maya. MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu. Yang ada itu sesungguhnya tidak ada. Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan. Yang bukan dikira iya. Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru. Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas. Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar, penuh misteri.

Semar menjadi tanda sebuah rahmat Illahi (wahyu) kepada titahnya, SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut disembunyikan orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun tetap terbuka untuk orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi. Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.

”…, hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; …”(Jangka Jayabaya)

Dalam ucapan ini pula Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah sebenarnya yang dikatakan dalam kawruh Jawa dengan apa yang dikenal sebagai ”Manik Maya” atau hakekat ”Semar”, yang meliputi segala wujud, membuat dan menjadikan segalanya menjadi samar...” yang membuat banyak orang tidak bisa mengetahui Siapa dirinya yang sesungguhnya, sebab segala sesuatunya Dia samarkan

Pengertian Semar Badranaya

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya

Bebadra = Membangun sarana dari dasar

Naya = Nayaka = Utusan mangrasul, Kebijaksanaan Agung

Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia

Filosofi, Biologis Semar

Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik”.

Semar Badranaya = selalu ada di setiap Jaman sampai saat ini, mengasuh, kalimat menitis itu bukan sukma yang menitis tapi ilmu, membimbing Dan ilmunya yang diturunkan atau di titiskan.

Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan = selalu ada di setiap jaman, mengasuh, membimbing sama seperti Semar Badranaya.

Kresna Dalam agama lain

Arca Neminatha, Tirthankara ke-22 dalam Jainisme. Menurut pandangan Jainisme, Neminatha adalah sepupu Kresna dari Sauripura. Ia lahir di kalangan Dinasti Hariwangsa.

Jainisme

Menurut ajaran Jainisme, terdapat tiga serangkai, yaitu seseorang yang bergelar Basudewa bersama kakaknya yang bergelar Baladewa, dan musuh mereka yang bergelar Pratibasudewa. Tiga serangkai tersebut lahir pada setiap zaman dan dengan nama yang berbeda-beda. Setelah menjalani hukuman, ia dilahirkan sebagai seorang Tirthankara.

Dalam daftar 63 Shalakapursha atau tokoh termasyhur Jainisme, termasuk di antaranya adalah 24 Tirthankara dan 9 tiga serangkai tersebut. Salah satu tiga serangkai tersebut adalah Kresna sebagai Basudewa, Balarama sebagai Baladewa, dan Jarasanda sebagai Pratibasudewa. Menurut Jainisme, ia merupakan sepupu Neminatha, Tirthankara ke-22. Kisah-kisah tiga serangkai tersebut dapat disimak dalam Hariwangsa karya Jinasena (bukan kitab Hariwangsa pendukung Mahabharata) dan Trishashti-shalakapurusha-charita karya Hemachandra.

Kresna Menurut Ahmadiyyah

Di Asia Selatan, anggota komunitas Ahmadiyyah meyakini Kresna sebagai utusan Tuhan, seperti yang diungkapkan oleh pendiri aliran tersebut, Mirza Ghulam Ahmad. Ghulam Ahmad juga mengaku memiliki kesamaan dengan Kresna sebagai pembangkit agama dan moralitas pada zaman modern yang misinya adalah mendamaikan umat manusia dengan Tuhan.Pengikut Ahmadiyyah mempertahankan istilah avatar (awatara) yang dianggap sama dengan istilah "nabi" dalam tradisi agama di Timur Tengah sebagai campur tangan Tuhan dengan manusia; seperti Tuhan yang menunjuk manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Dalam Kuliah Sialkot, Ghulam Ahmad menulis:

Jelaslah bahwa Raja Krishna, sesuai dengan apa yang telah diwahyukan kepadaku, adalah orang yang benar-benar agung yang sulit untuk menemukan orang sepertinya di antara para Resi dan Awatara dalam Hindu.

Dia adalah seorang Awatara "yang artinya adalah Nabi" besar pada masanya yang kepadanya Roh SUCI turun dari Tuhan. Dia berasal dari Tuhan, jaya dan sejahtera. Ia membersihkan tanah Arya dari dosa dan ternyata Nabi pada zamannya yang kemudian ajarannya diubah dalam berbagai cara. Dia penuh kasih kepada Tuhan, seorang teman kebajikan dan musuh kejahatan.

Satrio Piningit Dalam Ramalam Ronggowarsito

SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU. Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai digambarkan (di Ibaratkan) bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Dengan selalu bersandar hanya kepada Allah SWT, Insya Allah, bangsa ini akan mencapai zaman keemasan yang sejati.

Resi atau Rishi (bahasa Sanskerta: ऋषि; ṛṣi, Rsi, Maha Rsi. Resi dalam agama Islam adalah Nabi) adalah seorang suci atau PENYAIR (syair lagu, Puisi) yang mendapat wahyu/sruti (dalam Islam mendapat rachmat) dalam agama Hindu atas usahanya melakukan tapa brata yoga samadhi (dalam Islam senang berkhalwat, menyendiri dan menjauhi khalayak ramai, berdzikir mengingat Allah swt, merenungkan ayat-ayat dalam ciptaan-Nya. Seperti Rasulullah Muhammad s.a.w), memiliki kesucian, terpilih oleh Tuhan, Sedang Begawan (bhagavān) artinya adalah orang yang berbahagia (karena di beri rachmat), orang mulia atau orang suci

Satrio Piningit Menurut Nostradamus

Le penultiesme du surnom du Prophete,

terjemahanya : “salah-satu nama nabi di akhir zaman yang masih hidup”.

Kata nabi (dimaksudkan untuk Satria Piningit) yang tidak lama lagi akan muncul di Indonesia.

Nostradamus menyebut si satria dengan nabi kemungkinan besar dikarenakan si satria tersebut akan mendapat mukjizat/wahyu/rachmat dari Tuhan layaknya seorang Nabi/Rosul zaman dahulu kala.

Loing vaguera par frenetique teste,

terjemahanya :

“berkelana jauh membebaskan bangsa besar dari penindasan dan kezaliman”. Kalimat ini sepertinya senada dengan ungkapan Prabu Joyoboyo pada bait 173 “nglurog tanpo bolo menang tanpo ngasorake” Artinya Satria Piningit mendatangi musuhnya sendirian saja tanpa membawa bala pasukan satu orangpun, menang tanpa merendahkan musuhnya

Il (Satria Piningit) sera le seul leader "The One" ou l' Imam Mahdi

le cœur de tout cela est d'environ Grand Leader. Ses pouvoirs comprennent le All Nations.

terjemahanya :

Dia (Satrio Piningit) akan menjadi Pemimpin tunggal "The One" atau Imam Mahdi inti dari semuanya kira kira adalah Pemimpin Besar. Kekuasaannya mencakup Segala Bangsa. ~ Nostrasdamus

Beberapa Pengamat berpendapat bahwa karakter pribadi dan perjuangannya sesuai dengan misi sang Kalifatullah Paneteb Panatagama, Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu, Ratu Adil Herucakra, yang tanda-tandanya telah diungkapkan lebih dahulu dalam prediksi-prediksi kuno. Ratu Adil akan menjadi asuhan penasehat/pembimbing/dahyang para raja-raja besar dan pengasuh seluruh manusia Jawa yakni Sabdopalon dan Noyogenggong. Jadi konsep Sabdopalon-Noyogenggong, dengan Satrio Piningit atau Ratu Adil konsepnya berbeda, berdiri sendiri tetapi memiliki untaian atau rangkaian peranan yang sangat erat. Kehadiran mereka dikiaskan sebagai kepanjangan tangan Tuhan (kalifatullah), pemimpin (imam mahdi/messiah/ herucakra) yang bersifat universal meliputi seluruh agama, bangsa, suku, ras, golongan dalam upaya penyelamatan bumi khususnya bumi nusantara. Dialah Nabi Khidir

ALLAH S.W.T berfirman :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ

“Dan demikianlah kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) Jin”. (QS. al- An`am 6:112).

Sejatinya, tujuan di utusnya para nabi dan pengikutnya, juga kehadiran Khidir as disetiap zaman, adalah dalam rangka meluruskan aqidah manusia yang telah dibelokan dan diplintir sedemikian rupa oleh Secret societies. Misi kerasulan dan kehadiran Khidir as terus berlanjut seiring upaya penyesatan Dajjal dan organisasi gelapnya yang juga terus bergerak. Selalu beriringan, namun saling kontradiksi misi dan tujuan, terus seperti itu keadaannya.

Hingga tiba saatnya kebenaran akan diungkap dan dipersaksikan oleh Khidir sendiri diakhir zaman (Literatur Islam). Sementara itu dalam literatur Islam sendiri menyebutkan bahwa manusia yang akan membinasakan DAJJAL tak lain adalah Nabi Khidir.

ALLAH SWT berfirman :

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS: Al-A'raf Ayat: 62)

"......Dan Allah hendak menyingkapkan, apa yang selama ini kamu sembunyikan." – (QS.2:72)

"sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri".(QS: Al-Kahfi Ayat: 82)

Semua yang telah aku ucapkan bukan dari diriku sendiri, tetapi adalah kehendak Allah menjelaskan hakikat kepadamu melaluiku.

" Wakafaa billahi syahidaa .. Cukup Allah yang menjadi saksi ”(QS. Annisa 79). Ada atau tidak ada orang yang bisa melihat atau menilai amal-amal kita Cukuplah ALLAH yang menjadi Maha penyaksi yang paling tahu siapa Satrio Piningit atau Nabi Khidir yang Sesungguhnya.

Wasalam

Siapakah Satrio Piningit itu ?

Dia adalah Dewa Kresna, Dewa Wisnu, Saint George, Satrio Piningit adalah Nabi Khidr, Resi (dalam Islam Resi / PENYAIR adalah Nabi) seorang Nabi yang pandai bikin syair , Dia juga PENYAIR